1. |
Matahari
04:57
|
|||
Aku bersimpuh ketika melihat Matahari mati, mati.
Semuanya telah menyadari, bahwa malam kelam, kelam.
|
||||
2. |
Sukma
05:18
|
|||
Ketika Matahari menyinari Sanubari
Aku disini menemani-mu, aku disini menikmati hari-hari
Ketika awan malam membasahi ruang Alam
Aku disini mulai tenggelam, aku disini perlahan dalam, dalam
Aku-pun tak bisa merasakan suara
Bagiku semua hanya ilusi semata
Kucoba menerka segala rasa di dada
Namun-ku tenggelam dalam rasa yang sama
Ketika Matahari menyinari Sanubari
Ketika awan malam membasahi ruang Alam
Aku disini mulai tenggelam, aku disini perlahan dalam, dalam
Aku disini menemani-mu, aku disini menikmati hari-hari
Aku-pun tak bisa merasakan suara
Bagiku semua hanya ilusi semata
Kucoba menerka segala rasa di dada
Namun-ku tenggelam dalam rasa yang sama
|
||||
3. |
Suara Bumi
06:20
|
|||
Aku berjalan mengitari Bumi. Sepi. Sendiri, sendiri
Menutup segala luka-luka didalam jiwa tanpa Air Mata.
Melangkah dibawah cahaya senja tanpa suara-suaranya
Bidadari-ku pergi memberi perih dihati, kusadari, Ia tak'kan kembali.
Terbayang wajah-mu, Terbayang senyum-mu, meratapi, meratapi kesedihan-ku
Terbayang wajah-mu, Terbayang senyum-mu, meratapi, meratapi kepergian-mu
Terbayang wajah-mu, Terbayang senyum-mu, meratapi, meratapi penyesalan-ku
Kuingin kau kembali, Kuingin kau kembali, Kuingin kau kembali
Kuingin kau kembali lagi
|
||||
4. |
Anomali
04:05
|
|||
Aku jauh dari kamu, tapi kamu tak lari dari hatiku
dan kamu, menghindari aku, tapi aku menanti kehadiranmu disini
dan jika memang engkau akan menghilang
dan jika harus engkau akan terhapus
kupastikan engkau tak'kan terganti
semuanya 'kan kekal di hati
dan itulah kita, berakhir
|
||||
5. |
Sendiri
04:04
|
|||
Bintang kelam merangkul sang rembulan
Angin terjang mencumbu dia di awan
Tapi aku sendiri
Bunga Rekah bersama dia sang Surya
Riuh sungai membawa dia di alam
Tapi aku sendiri
|
||||
6. |
Analogi
02:50
|
|||
Lesung pipi-mu seakan berbicara, cengkram aku
Seperti mangsa, aku terjebak
Seperti Rusa, aku terpanah
Nikamat nya cinta, aku terbuai
Tatap mata-mu seakan berbicara, tangkap aku
Seperti mangsa, aku terjebak
Seperti Rusa, aku terpanah
Nikamat nya cinta, aku terbuai
|
Maladialum Yogyakarta, Indonesia
Maladialum is music project from Indonesia, that bring message to the living creatures, get intact with Indigenous People from all Tribes through Organic Music that keeping the tradition of local ethnic instruments.
Streaming and Download help
If you like Maladialum, you may also like:
Bandcamp Daily your guide to the world of Bandcamp